Menghindari Berbuahnya Kamma Buruk
Namo Buddaya,
Dalam Agama Buddha dikenal berlaku adanya hukum kamma, di mana jika kita berbuat jahat maka akan mendapat buah kamma buruk. Saya ingin bertanya, apakah ada jalan atau cara agar kamma buruk tidak berbuah menimpa pada kita seandainya kita sudah terlanjur berbuat jahat?
Karsih, Jakarta
Jawaban dari Y.M. Bhikkhu Uttamo:
Namo Buddhaya,
Perbuatan jahat yang sudah dilakukan, tidak bisa dihapus lagi, namun masih bisa ‘dilemahkan’ akibatnya. Ibarat satu gelas air yang kemasukan satu sendok garam. Garam itu tidak bisa dihilangkan namun bisa dikurangi rasa asinnya dengan menambah air sebanyak-banyaknya. Demikian pula dengan kamma buruk ibarat garam tersebut. Bila sudah dilakukan, berhentilah melakukan kejahatan, segeralah menambah kebajikan sebanyak-banyaknya.
Paling tidak ada tiga kebajikan yang bisa dilakukan untuk memperbaiki kamma kita, yaitu KERELAAN, KEMORALAN DAN KONSENTRASI. Kerelaan, dilakukan misalnya sering membantu kegiatan membabarkan Dhamma, cetak buku dan kaset Dhamma, atau bahkan sering melakukan pelepasan satwa. Kemoralan dilakukan dengan selalu bertekad melaksanakan Pancasila Buddhis setiap hari dan Atthasila pada hari-hari tertentu setiap bulannya, atau malah kalau bisa melatih menjadi silacariya, ataukah samanera, ataukah menjadi bhikkhu. Sedangkan untuk konsentrasi, hendaknya selalu dilatih setiap hari, pagi dan sore, paling tidak 15 menit setiap kali duduk.
Dengan melaksanakan ketiga hal ini secara rutin dan tekun akan banyak mengubah kamma baik kita agar muncul dalam kehidupan ini tanpa harus ‘menghapus’ kamma buruk yang sudah terlanjur dilakukan.
Leave your response!