Home » Tanya Dhamma

Apa yang Paling Ampuh untuk Hancurkan Keterikatan?

28 April 2005 No Comment

Namo Buddhaya,
Pada kesempatan ini saya berkeinginan menanyakan beberapa hal yang berkaitan dengan latihan keseharian.

  1. Metode / meditasi / praktek apakah yang paling “powerful” untuk menghancurkan keterikatan kita terhadap sensasi-sensasi tubuh (seksual, kesenangan terhadap tidur dan makanan / minuman) ?
  2. Setahu saya, tradisi Tantrayana sangat kaya dengan metode-metode praktis dan powerful untuk melatih kebuddhaan yang ada dalam diri kita. Bagaimanakan menurut tradisi Theravada?

Terima kasih.

In The Dharma,
Junschan, Jakarta Utara

Jawaban dari Y.M. Bhikkhu Uttamo:

Namo Buddhaya,

  1. Sesungguhnya semua Dhamma digunakan untuk menghancurkan keterikatan kita pada segala hal. Bukankah Sang Buddha pernah bersabda bahwa yang Beliau ajarkan hanya ibarat segenggam daun dibandingkan semua daun dalam hutan. Namun, walau jumlahnya relatif sedikit, Dhamma yang diberikan mampu mengkondisikan seseorang yang melaksanakannya mencapai kesucian yaitu terbebas dari keterikatan. Satu contoh adalah tentang sila, dalam kaitan dengan pertanyaan di atas, yaitu delapan sila, pada sila ketiga telah ditentukan untuk menghindari kegiatan seksual walau dengan pasangan hidup sendiri. Pada sila keenam ditentukan untuk tidak makan setelah tengah hari (sekitar pukul 12.00 siang) sampai dengan pagi berikutnya (jam 06.00). Pada sila kedelapan ditentukan untuk tidak duduk dan berbaring di tempat yang mewah. Dari ketiga sila tersebut sangat jelas dimaksudkan untuk mengendalikan diri kita dari bentuk2 keterikatan tertentu. Memang, pada awalnya seseorang agak sulit melaksanakannya. Kesulitan ini muncul karena ia harus melawan dirinya sendiri. Namun, kalau latihan sila ini dijadikan kebiasaan yang dilaksanakan seminggu sekali, lambat laun, orang akan terbiasa mengendalikan keinginannya dan otomatis bisa mengendalikan keterikatannya.

    Latihan yang lain untuk melepaskan diri dari keterikatan adalah dengan meditasi. Meditasi adalah melatih kebiasaan berpikir yang benar. Selama meditasi, seseorang menggunakan obyek tertentu dan berusaha menguasai obyek tersebut sebaik-baiknya. Dalam hubungan dengan pertanyaan di atas, orang dapat menggunakan salah satu obyek, misalnya tentang mayat. Obyek ini menekankan bahwa apabila seseorang mati maka tubuhnya hanyalah mayat yang akan membusuk dan terurai tidak berbentuk. Apabila seseorang memperdalam obyek ini, ia akan menyadari bahwa keterikatan tidaklah berguna. Seseorang akan lebih mengembangkan batin agar terbebas dari keterikatan dan mencapai kebebasan. Kedua latihan ini, yaitu sila dan meditasi hendaknya bisa dilatih secara rutin dan bersamaan sehingga hasilnya maksimal.

  2. Metoda-metoda tersebut dapat dipakai oleh siapapun juga tanpa harus diketahui latar belakang kehidupannya. Metoda-metoda itulah yang dahulu di jaman Sang Buddha digunakan dengan hasil efektif oleh Anggulimala yang telah membunuh lebih dari 1000 orang, sehingga beliau mencapai kesucian. Oleh karena seseorang walaupun jahat, kalau ia sudah ingin membebaskan diri dari keterikatan, berarti ia sudah akan mengubah sifat buruknya. Inilah nilai positif yang diperlukan. Nilai ini kemudian dijaga dengan latihan sila agar memperoleh kondisi yang mendukung untuk mengembangkan batin dalam meditasi. Kesemua usaha ini akan menghasilkan satu hal yaitu terbebas dari keterikatan atau pencapaian kesucian, Nibbana.

Semoga semua mahluk berbahagia.
Semoga semua mahluk berbahagia

Comments are closed.