Dapatkah Rupang ‘Dimasuki’ Mahluk dari Alam Lain?
Namo Buddhaya,
saya mempunyai sebuah pertanyaan. Benarkah bahwa rupang atau patung dapat ‘dimasuki’ oleh mahluk dari alam lain? Tolong dijelaskan.
Paramitti Dharma, Surabaya
Jawaban dari Y.M. Bhikkhu Uttamo:
Namo Buddhaya,
Istilah “rupang dimasuki mahluk” adalah merupakan istilah yang tidak tepat. Hal ini karena rupang bukanlah kaleng yang berlubang. Mungkin hal ini bisa diterangkan dengan menggunakan persamaan benda di sekitar kita. Apabila sebatang besi kita beri aliran listrik tertentu, maka besi itu bisa berubah sifat menjadi magnit. Demikian pula dengan suatu rupang, apabila sering dibacakan paritta, maka rupang itu seperti diinduksi sehingga mempunyai ‘getaran’ tertentu. Getaran ini sebenarnya juga berasal dari getaran paritta yang biasa dibaca itu. Bukankah dalam hukum alam disebutkan bahwa energi tidak bisa dimusnahkan? Maka energi paritta yang dibaca itu akan ‘menginduksi’ rupang sebagai obyek konsentrasi sewaktu membaca paritta.
Hal itu bisa dirasakan apabila kita sudah sering membaca paritta di hadapan rupang tertentu, maka suatu saat kita masuk ke ruangan tempat rupang itu berada, ada rasa tenang dan damai yang dirasakan. Ini sebenarnya adalah kumpulan energi yang biasa dipancarkan pada saat membaca paritta. Energi yang sejuk ini kadang memang bisa memberikan kondisi yang nyaman untuk para dewa berada di sekitar tempat itu. Hanya saja, sebaiknya kita, para umat Buddha tidak terlalu memperhatikan hal semacam ini.
Kita membaca paritta adalah karena ingin mengulang sabda Sang Buddha dan ingin melaksanakan Dhamma-Nya dalam kehidupan sehari-hari. Kita tidak perlu memikirkan apakah rupang itu ada dewanya atau tidak karena memang kita tidak menyembah berhala. Adanya dewa pada rupang hanyalah sebagai ‘efek samping’ saja, bukan persoalan pokok.
Semoga semua mahluk berbahagia.
Semoga bermanfaat.