Home » Tanya Dhamma

Simbol Arsitektur dalam Agama Buddha

11 April 2005 No Comment
Namo Sanghyang Adi Buddhaya,
saya adalah mahasiswa arsitektur Universitas Sumatera Utara yang sedang melaksanakan tugas akhir. Judul yang saya ajukan adalah mengenai Arama dengan tema simbolisme pada arsitektur religius. Yang ingin saya tanyakan adalah mengenai simbol-simbol pada Agama Buddha baik simbol bangunan maupun filsafat yang dapat diterapkan pada bangunan religius. Atas perhatiannya saya ucapkan terima kasih.

Josephine Tandiana, Medan

Jawaban dari Y.M. Bhikkhu Suguno:

Namo Buddhaya,

Pertama-tama saya mengucapkan selamat bertugas dalam penyusunan skripsi adik dan semoga dapat menyelesaikannya dengan baik.

To the point saja, sebenarnya perkataan arama secara khusus mempunyai arti suatu tempat yang digunakan oleh para bhikkhu untuk bertemu dan melakukan diskusi dhamma, pembacaan patimokkha, tempat untuk bermeditasi dan tempat untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan keagamaan, termasuk para umat. Sehingga dalam Kitab Suci Tipitaka kita menjumpai nama-nama arama seperti Jetavana arama, Veluvana arama dan sebagainya. Jika kita tilik pada arti diatas, maka kata arama bisa menyangkut banyak bangunan seperti vihara, candi dan sebagainya. Tetapi jika adik membatasi tema skripsi adik, misalnya dengan tema ‘Religious simbolisme pada arsitektur vihara’ atau yang lain, tentunya akan terlihat cukup jelas kemana arah dan tujuan dari research adik.

Sementara seperti yang telah kita ketahui, vihara di Indonesia banyak sekali macamnya (dilihat dari bentuk bangunannya). Meskipun sudah ada ketentuan dari pemerintah tentang beberapa syarat suatu bangunan dapat disebut dengan vihara, tetapi karena bangunan itu merupakan suatu seni, maka kita akan menjumpai beberapa bentuk vihara yang berbeda-beda, tentunya sesuai dengan makna keagamaan yang terkandung di dalamnya. Adik dapat melihat sendiri ada vihara Mahayana, vihara Buddhayana, vihara Tantrayana, vihara Theravada dan lain-lain. Dalam hal ini, suatu contoh adik mengambil sample dari Vihara Mahayana, tentunya religious symbolism yang ada pada arsitekturnya dapat adik dapatkan dari sutra-sutra Mahayana. Lain lagi jika adik mengambil sample sebuah vihara Theravada, tentunya nilai religious symbolism yang ada pada arsitekturnya dapat dicari dari sumber-sumber yang ada dalam kitab suci Tipitaka Pali. Maaf, bukan berarti saya menggurui adik, tetapi hal ini hanya sebagai suatu pendapat.

Adik Josephine yang baik, terus terang saya tidak mengetahui banyak tentang nilai-nilai religious symbolism dari beberapa vihara Mahayana atau Tantrayana. Tetapi jika adik mengambil sample dari arsitektur bangunan vihara Theravada, saya sedikit mempunyai gambaran. Sebagai contohnya, di Vihara Mendut (bukan Candi Mendut) di mana saya tinggal, terdapat beberapa makna keagamaan yang langsung berhubungan dengan Kitab Suci Tipitaka. Di dalam komplek vihara yang cukup sederhana ini banyak terdapat susunan arsitektur bangunan yang mempunyai makna keagamaan. Misalnya bentuk atap dari Dhammasala, dimana digunakan untuk menyimpan patung Sang Buddha yang dibuat seperti limas, tentunya berhubungan langsung dengan apa yang dinamakan Kutagarasala (bangunan yang digunakan oleh Sang Buddha untuk beristirahat, membabarkan Dhamma dan sebagainya). Jika ditelusuri lebih lanjut, mengapa atapnya disusun tiga, tidak dikasih ceiling, dikasih chatra dan sebagainya, tentunya mempunyai arti keagamaan Buddhis.
Belum lagi dilihat dari pintu masuk yang ada kalamakara, dinding yang dihiasi oleh relief-relief Jataka, pintu masuk yang dilengkapi dengan moon stone dan sebagainya. Lain halnya dengan bangunan uposathagara, stupa modern dalam vihara dan sebagainya. Tentunya semua simbol-simbol yang ada di vihara secara keseluruhan mempunyai arti keagamaan dan filsafat keagamaan.

Demikian sedikit gambaran dari kami tentang simbol-simbol bangunan pada vihara yang sudah barang tentu mempunyai hubungan dengan filsafat keagamaan Buddhist. Jadi, menurut saya adik sebaiknya menentukan area mana yang akan diangkat sebagai tema. Jika sudah demikian, maka kami dengan senang hati akan membantu tentang apa yang adik ingin ketahui. Terima kasih.

Semoga kita selalu dekat dalam Dhamma dan harapan kami semoga adik dapat hidup sehat, bahagia dan dapat menyelesaikan tugas dengan baik.

Comments are closed.