Kabar bagus Buat Guru Agama Buddha
Hingga saat ini, profesi sebagai seorang guru masih sulit untuk dijadikan sebagai sandaran empuk dalam membiayai kebutuhan hidup. Malah mungkin lebih condong ke arah pengabdian yang lebih butuh pengorbanan, terutama bagi mereka yang ditempatkan di daerah terpencil. Penghasilan materi yang didapat sering tidak dapat menutupi besarnya belanja bulanan. Keadaan semacam ini tidak terkecuali dialami juga oleh sebagian besar mereka yang menjadi guru Agama Buddha.
Nah, sekarang ada kabar bagus buat para guru kita. Rupanya, kondisi yang cukup memprihatinkan seperti itu tidak luput dari pengamatan pengurus Majelis Agama Buddha Theravada Indonesia (Magabudhi) Jawa Tengah. Dalam Rapat Koordinasi Magabudhi se-Jateng yang diadakan di Vihara Tanah Putih, Semarang, belum lama ini diputuskan bahwa penanganan terhadap masalah itu akan menjadi program kerja dari bidang pendidikan dan pelayanan umat. Adapun bentuknya berupa pengandaan program guru asuh.
“Dalam program Guru Asuh itu, kami akan memberikan santunan kepada para guru Agama Buddha yang berada di pelosok. Harapan kami, dengan adanya bantuan tersebut, mereka akan dapat lebih aktif dalam memberikan pendidikan Agama Buddha khususnya kepada anak-anak di bangku Sekolah Dasar,” kata Pandita D. Hendry Basuki, Ketua PC Magabudhi Semarang.
Dalam Rapat Koordinasi yang diikuti oleh 30 pengurus cabang Magabudhi se-Jateng itu juga diputuskan bahwa Lomba Baca Dhammapada se-Jawa Tengah untuk tahun ini akan diselenggarakan di Vihara Tanah Putih, Semarang, sekitar bulan Juli 1999. Selain itu, untuk meningkatkan ketenangan batin, akan diadakan latihan meditasi Vipassana pada bulan Juni 1999 di Vihara Tanah Putih dan bulan Desember 1999 di Vihara Mendut, Muntilan.