Yang Terjadi dengan Orang Non Buddhis
Saya ingin menanyakan:
- Apa yang terjadi pada orang yang bukan beragama Buddha (non buddhis) setelah meninggal? Apakah dia mengalami ‘reinkarnasi’? Padahal dalam agamanya tidak dikenal adanya ‘reinkarnasi’.
- Apa pandangan Agama Buddha terhadap Yesus (juga termasuk orang-orang yang dianggap suci dalam agama-agama lain yang tidak saya sebut)? Apakah mereka termasuk makhluk suci, Buddha, atau hanya orang biasa? Apakah ajaran mereka juga berlaku dalam Agama Buddha?
Terima kasih atas jawabannya.
Wijaya Sathriawan, Berlin, Jerman
Namo Buddhaya,
- Karena sebenarnya yang diajarkan dalam Agama Buddha adalah Dhamma. Dhamma ini bersifat universal, berlaku bagi semua mahluk, maka meskipun seseorang tidak beragama Buddha dia pasti akan mengalami hal yang sama dengan orang-orang yang beragama Buddha, yaitu tetap mengalami tumimbal lahir (tumimbal lahir tidak sama dengan reinkarnasi yang diartikan adanya roh yang berpindah / terlahir kembali, karena dalam Agama Buddha tidak dikenal adanya roh). Hal ini sesuai dengan hukum perbuatan yang diakui oleh semua agama, bahwa segala benih perbuatan akan dipetik oleh si pelaku sendiri. Dengan demikian, satu mahluk akan terlahir di alam bahagia maupun menderita karena buah perbuatannya itu. Dan karena satu kelahiran tidak akan cukup untuk memetik buah suatu perbuatan, dibutuhkanlah kelahiran kembali.
Dalam Dhamma diajarkan bahwa usia setiap alam adalah relatif. Usia manusia sekarang, katakanlah rata-rata 70 tahun, sedangkan usia nyamuk, misalnya seminggu. Dengan demikian, satu hari satu malam manusia bisa bertahun-tahun usia nyamuk. Hal ini bisa dikatakan, bahwa nyamuk menganggap manusia kekal abadi. Padahal, kenyataannya tidak demikian. Begitu pula dengan alam surga dan alam neraka, sesungguhnya satu hari satu malam di sana bisa puluhan bahkan ribuan tahun usia manusia, akibatnya manusia menganggap mereka kekal. Dengan demikian, mereka tidak mempercayai adanya kelahiran kembali.
- Di dalam Agama Buddha diajarkan cara seseorang untuk mencapai kesucian yaitu dengan melepaskan 10 macam belenggu. Kesucian tersebut ada empat tingkat, tergantung dari belenggu-belenggu yang telah berhasil dilepaskannya. Tingkat kesucian yang tertinggi yang disebut telah mencapai keBuddhaan adakah jika ia telah dapat melepaskan semua belenggu tersebut.
Oleh karena itu, dalam Agama Buddha seseorang bisa disebut sebagai orang suci atau orang biasa, tergantung dari apakah dia telah berhasil melepaskan belenggu-belenggu tersebut. Sedangkan tentang ajaran, karena Dhamma adalah universal sifatnya, maka tentu saja ada beberapa kesamaan ajaran. Salah satunya adalah:
Kurangi kejahatan.
Tambalah kebajikan.
Sucikan pikiran.
Itulah Ajaran Semua Buddha.Pada umumnya, ajaran seperti ini pasti akan ditemui dalam semua agama di dunia ini.
Namun, dalam Agama Buddha juga dapat ditemui satu keunikan bahwa semua yang diajarkan bukan harus dilaksanakan dengan dasar janji-janji, atau ditakut-takuti, tetapi berdasarkan Ehipasiko, yaitu datang dan buktikan kebenarannya. Jika ternyata benar maka laksanakanlah; jika salah jangan dilaksanakan walaupun gurumu mengatakan demikian.
Semoga bermanfaat.
Semoga semua mahluk berbahagia.