Home » Berita

Seruan STI dalam Menghadapi Krisis

25 June 1998 No Comment

Bersama dengan semua lembaga/organisasi Agama Buddha mazhab Theravada lainnya, Sangha Theravada Indonesia (STI) mengeluarkan seruan kepada umat Buddha Indonesia sehubungan dengan situasi krisis di Indonesia. Diharapkan kepada seluruh umat Buddha sebagai bagian dari masyarakat Indonesia agar tetap menjaga keyakinan dan keteguhan hati sehingga tidak melakukan perbuatan jahat melainkan menambah perbuatan baik. Dihimbau juga supaya melakukan meditasi cinta kasih (mettã bhavana) sehingga dapat membawa suasana tenang dan damai bagi diri sendiri maupun lingkungan sekitar.

Selain itu disebutkan agar umat Buddha dapat memberikan kontribusi dalam upaya reformasi di bidang hukum, politik, sosial, dan budaya dengan tetap berlandaskan pada ajaran Sang Buddha. Selengkapnya, seruan yang dikeluarkan bersamaan dengan Rapat Karaka Sangha Sabha (Dewan Pimpinan Sangha) II/1998 pada 22 Juni 1998 di Vihara Mendut, Muntilan itu bisa disimak pada bagian bawah halaman ini.

PESAN DHAMMA

Namo Tassa Bhagavato Arahato Sammãsambuddhasa

Menyadari bahwa kita sedang berada dalam keadaan prihatin yang serba sulit hampir pada setiap segi kehidupan, maka untuk menjaga keyakinan (saddha), keteguhan hati, dan memberikan arah perilaku dalam masa krisis ini, kami menyerukan kepada segenap umat Buddha agar:

1. Tidak melakukan perbuatan jahat dalam kondisi apapun, malu berbuat jahat (hiri), dan takut akibat perbuatan jahat (ottappa), upayakan tetap mengendalikan diri untuk tidak terpancing melakukan perbuatan-perbuatan jahat (akusala-kamma). Kejahatan akan merugikan masyarakat dan juga diri kita sendiri. Akibat perbuatan jahat adalah penderitaan.

2. Melakukan perbuatan-perbuatan baik, saling menolong, bergotongroyong meringankan kesulitan hidup bagi siapapun juga sesuai dengan kemampuan kita atas dasar kasih sayang (karunã) dan kebijaksanaan (pañña).

3. Melakukan meditasi cinta kasih (mettã bhavana) setiap pagi dan malam. Dengan mengembangkan cinta kasih kepada semua makhluk tanpa kecuali, akan memberikan suasana tenang dan damai bagi kondisi lingkungan kita maupun diri kita masing-masing. Umat Buddha yang telah/belum melakukan meditasi secara teratur pagi dan malam, supaya lebih meningkatkan meditasinya; sedangkan bagi mereka yang belum melakukan meditasi, mulai pada masa krisis ini dan untuk selanjutnya, berlatihlah meditasi secara teratur.

4. Memberikan kontribusi dalam setiap upaya perubahan menuju perbaikan dalam bidang hukum, politik, ekonomi, dan budaya secara penuh, dengan selalu dilandasi oleh pikiran, ucapan, dan perbuatan sesuai ajaran Sang Buddha.

Pesan Dhamma ini seyogyanya dilakukan dengan sepenuh hati oleh setiap umat Buddha sebagai bagian dari masyarakat dan bangsa Indonesia yang saat ini sedang menghadapi dan berusaha mengatasi berbagai masalah krisis; serta merupakan pedoman utama bagi diri kita masing-masing untuk menjaga keteguhan hati.

Ia yang menempuh jalan hidup benar akan mendapatkan kenyataan bahwa kebenaran itu sendiri akan melindungi dan membimbingnya.

Semoga Semua Makhluk Berbahagia

Mendut, 22 Juni 1998

SANGHA THERAVADA INDONESIA

ttd,

Sri Paññavaro Mahathera
Sanghanayaka/Ketua Umum

LEMBAGA ANAGARINI INDONESIA

ttd,

Anagarini Sasanakosalla Santini
Ketua Umum

PENGURUS PUSAT
MAJELIS AGAMA BUDDHA THERAVADA INDONESIA
(MAGABUDHI)

ttd,

Pandita Dhammalankara Herman S. Endro, S.H
Ketua Umum

PENGURUS PUSAT
WANITA THERAVADA INDONESIA
(WANDANI)

ttd,

Lydia Puspayati Chandra
Sekretaris Jendral

DEWAN PENGURUS PUSAT
PEMUDA THERAVADA INDONESIA
(PATRIA)

ttd,

Meliana Chandra
Ketua Umum

Comments are closed.