Agustusan ala Magabudhi Semarang
Dalam memperingati ulang tahun Kemerdekaan RI, banyak pihak yang mengadakan kegiatan khusus di bulan Agustus. Termasuk di dalamnya adalah PC Majelis Agama Buddha Theravada Indonesia (Magabudhi) Semarang. Mereka juga menggelar beberapa kegiatan sehubungan dengan peringatan HUT Kemerdekaan RI ke -53. Misalnya, pada 15 Agustus 1998 PC Magabudhi Semarang mengadakan Syukuran Agustus 1998 di Vihara Candra Kinnara, Muktiharjo Kidul, Semarang.
“Acara ini diadakan untuk memberikan penghormatan kepada para pahlawan kemerdekaan yang telah gugur dalam memperjuangkan dan mempertahankan kemerdekaan,” kata Yani Rahula, ketua PC Magabudhi Pedurungan.
Dimulai dengan Puja Bhakti, acara itu kemudian dilanjutkan dengan tumpengan bersama masyarakat sekitar vihara. Dalam kesempatan itu juga tidak lupa disampaikan renungan kemerdekaan yang dibacakan oleh D. Hendry Basuki, ketua PC Magabudhi, Semarang.
Sedangkan tepat pada hari yang bersejarah bagi bangsa Indonesia, (17/8),di vihara-vihara seluruh Jawa Tengah yang berada di bawah bimbingan Magabudhi diselenggarakan Puja Bhakti Kemerdekaan. Puja Bhakti dimulai pukul 10.00 WIB.
Masih dalam rangkaian HUT kemerdekaan RI, pada 30 Agustus 1998 pengurus Magabudhi Semarang dan Magabudhi Kabupaten Blora akan mengadakan kunjugan ke Padepokan Tunggak Semi, Juana, Kabupaten Pati. Kunjungan ke tempat bervassa Y.M Khemasarano Mahathera untuk periode 2542/1998 itu juga diikuti oleh rombongan umat Buddha asal Semarang dan sekitarnya.
Adapun tujuan kunjungan tersebut adalah untuk mempererat hubungan kekeluargaan di antara sesama umat Buddha. Sebelumnya, acara semacam ini sudah dilakukan berulang kali.
Sebenarnya rangkaian kegiatan Magabudhi Semarang di bulan ini sudah dimulai pada 2 Agustus 1998 lalu. Saat itu diadakan acara Sunday Morning Contact yang merupakan pertemuan antara pengurus dan umat Buddha Semarang. Dalam acara yang mengambil tempat di Vihara Tanah Putih, Semarang, PanditaD. Henry Basuki mengatakan bahwa sudah seharusnya para pemuka Agama Buddha memperhatikan sosial ekonomi masyarakat sekitar sebagai wujud nyata pengamalan Buddha Dhamma.
“Bisa diambil contoh seperti yang telah dilakukan oleh Y.M Sudhammo Mahathera di Vihara Ratanavanarama, Lasem. Di sana diadakan peningkatan ketrampilan generasi muda melalui kursus montir,” ujar Pandita D.Hendry Basuki, ketua PC Magabudhi Semarang.
Himbauan itu langsung mendapat tanggapan dari Drs. Sungkono Kusumadi, ketua PD Magabudhi Jateng. Ia mengatakan bahwa pihaknya telah melakukannya melalui pelatihan ketrampilan pemudi di sekitar Vihara Dhammapala, Deplongan, Kabupaten Semarang. Dalam pelatihan itu, mereka diberi pelajaran bagaimana cara mengasuh bayi. Diharapkan nantinya mereka bisa memenuhi kebutuhan keluarga Buddhis di Jakarta akan babysitter atau pengasuh bayi. Wah, boleh juga! (Laporan: D. Henry Basuki dan Si Winarto, Semarang)