Bhikkhu Baru di Masa Krisis
Biar keadaan lagi krisis, terutama krisis moral, keinginan jadi bhikkhu harus jalan terus. Tidak boleh goyah. Apalagi memang peranan para bhikkhu sebagai pembina dan penjaga moral semakin dibutuhkan di saat kebringasan merajarela di mana-mana. Makanya, berbahagialah umat Buddha Indonesia pada umumnya ketika minggu lalu dilangsungkan upasampada bhikkhu Sangha Theravada Indonesia (STI) untuk kesekian kalinya. Karena berarti bertambah dua orang lagi jumlah bhikkhu STI di Indonesia. Mereka adalah Y.M. Bhikkhu Santamano dan Y.M. Bhikkhu Sugandho.
Adapun, upacara pentahbisan kedua bhikkhu baru tersebut dilangsungkan di Vihara Jakarta Dhammacakka Jaya (VJDJ), Jakarta. Acara pada Sabtu, 3 April 1999 itu dimulai pukul 09.00 WIB yang ditandai dengan pemukulan genta dan genderang bergantian. Dari Dhammasala, kedua bhikkhu berjalan menuju ke Uposathagara. Tiba di gedung khusus untuk mentahbiskan bhikkhu itu, mereka melakukan padakkhina (cara penghormatan tinggi dalam tradisi agama Buddha) sebanyak tiga kali diikuti oleh para umat sambil bersikap anjali. Setelah kedua calon Bhikkhu mempersembahkan puja di altar Sang Buddha, bhikkhu Sangha memasuki Gedung Uposatha.
Saat itu, bhikkhu Sangha yang hadir tergolong banyak. Semuanya berjumlah 18 orang. Sebagian besar diantaranya termasuk bhikkhu senior. Kebetulan dua hari sebelumnya, para bhikkhu Sangha mengadakan Rapat Pimpinan di tempat yang sama. Beberapa Bhikkhu yang hadir itu antara lain Y.M. Sukhemo Mahathera, Y.M. Sri Paññavaro Mahathera (Sanghanayaka), Y.M. Sri Subalaratano Mahathera, Y.M. Dhammasubho Thera, Y.M. Uttamo Thera, Y.M. Jotidhammo Thera, Y.M. Khantidharo Thera, Y.M. Thitaketuko Thera, Y.M. Bhikkhu Atimedho, dan Y.M. Bhikkhu Subhapañño.
Dalam upasampada itu, bertindak sebagai penahbis (upajjhaya) adalah Y.M. Padhana Upajjhaya Sukhemo Mahathera. Sedangkan yang menjadi acariya adalah Y.M. Dhammasubho Thera dan Y.M. Bhikkhu Atimedho. Bagi keduanya, inilah pengalaman pertama kalinya mendapat kepercayaan sebagai acariya.
Mungkin karena acara semacam ini tergolong langka, apalagi bhikkhu Sangha yang hadir juga banyak, maka jumlah umat yang datang pada hari itu membludak. Saking banyaknya sehingga kapasitas Gedung Uposathagara tidak mampu menampung mereka. Yang lain terpaksa harus menunggu di luar.
Asal tahu saja, sebenarnya calon bhikkhunya ada lima orang samanera. Namun setelah melalui tahap screening yang dilakukan pada 29 Maret 1999, yang benar-benar memenuhi syarat hanya dua orang. Seperti kita ketahui, keduanya adalah Y.M. Bhikkhu Santamano (22 tahun) dan Y.M. Bhikkhu Sugandho (21 tahun) yang masing-masing kelahiran Halong dan Blitar. Kepada kedua bhikkhu baru, kita ucapkan selamat berjuang! (Laporan: Silakumaro Tonny Coason, Jakarta)