Articles in the Tanya Dhamma Category
Tanya Dhamma »
Namo Buddhaya,
Pada kesempatan ini saya berkeinginan menanyakan beberapa hal yang berkaitan dengan latihan keseharian.
Metode / meditasi / praktek apakah yang paling “powerful” untuk menghancurkan keterikatan kita terhadap sensasi-sensasi tubuh (seksual, kesenangan terhadap tidur dan makanan / minuman) ?
Setahu saya, tradisi Tantrayana sangat kaya dengan metode-metode praktis dan powerful untuk melatih kebuddhaan yang ada dalam diri kita. Bagaimanakan menurut tradisi Theravada?
Terima kasih.
In The Dharma,
Junschan, Jakarta Utara
Tanya Dhamma »
Namo Buddhaya,
Menurut Agama Buddha, semua yang terjadi diatur oleh hukum sebab akibat (Dhamma Niyama) dan tidak ada konsep bahwa semuanya diatur oleh ‘yang esa’. Pertanyaan saya, bagaimana hukum tersebut (Dhamma Niyama) tercipta / muncul? Adakah yang menciptakannya ? Sebelumnya saya ucapkan terima kasih.
Ersy, Jakarta Barat
Tanya Dhamma »
Namo Buddaya,
Dalam Agama Buddha dikenal berlaku adanya hukum kamma, di mana jika kita berbuat jahat maka akan mendapat buah kamma buruk. Saya ingin bertanya, apakah ada jalan atau cara agar kamma buruk tidak berbuah menimpa pada kita seandainya kita sudah terlanjur berbuat jahat?
Karsih, Jakarta
Tanya Dhamma »
Namo Buddhaya,
Setelah masa vassa berakhir, setahu saya, biasanya ada bhikkhu yang mengungkapan kesalahannya kepada bhikkhu lain. Kemudian bersama-sama membacakan paritta. Saya pikir cara seperti itu baik untuk dilakukan umat. Karena jika seseorang mengungkapkan kesalahannya kepada bhikkhu / orang yang dapat dipercaya maka setidaknya akan meringankan beban metal(dampak physikologis)umat sendiri, membantu / membimbing umat kearah yang benar, dan memberikan jalan keluar kepada umat.
Apa nama paritta yang dibacakan setelah mengungkapkan kesalahannya dan di mana saya bisa mendapatkannya ? Bagaimana caranya agar umatpun dapat melaksanakannya ?
Murhada Virapo, Tangerang
Tanya Dhamma »
Salam dalam Dhamma
Saya ingin menanyakan mengenai hal yang masih membuat saya menjadi bingung. Mengapa dalam cerita-cerita Jataka, diceritakan bahwa binatang-binatang dapat berbicara / berkomunikasi dengan manusia? Bukankah hal tersebut merupakan hal yang mustahil?
Vendy, Jakarta Barat