Home » Tanya Dhamma

Meditasi dan Mengantuk

23 July 2008 No Comment
Namo Buddhaya,

  1. Selama ini saya belajar tentang meditasi di mana saya dulu pernah membaca buku “Teknik Mengatasi Kemarahan” yang sungguh berkesan bagi saya, namun saya kurang serius dalam melatih diri. Baru dalam beberapa hari ini saya mencoba lagi dengan cara membaca kalimat “semoga semua mahluk bebas dari rasa sakit dan bahaya, semoga mereka bebas dari penderitaan batin, semoga mereka bebas dari penderitaan jasmani, semoga mereka dapat menjalani hidup ini dengan bahagia” ( tertulis dalam buku tersebut ). Saya mencoba menyebut diri saya, saudara kandung, orangtua, paman, nenek yang telah meninggal, bahkan sampai orang yang saya tidak sukai sambil membayangkan wajah-wajah mereka sebagai sarana konsentrasi. Hasilnya saya bisa menjalani meditasi ini sampai 25 menit. Padahal biasanya 15 menit sudah setengah mati terkantuk-kantuk. Mohon tanggapan apakah cara yang saya jalankan ini dapat dibenarkan atau ada kekurangan atau salah sama sekali?
  2. Butuh waktu berapa lama dalam berlatih meditasi untuk mencapai tingkat yang tinggi?
  3. Di jaman sekarang ini, masih adakah orang yang bisa mencapai tingkat (kesucian) setara dengan Sang Buddha?

Sekian pertanyaan saya. Mohon responnya.

Ari Sardjono, Taipei, Taiwan

Jawaban dari Y.M. Bhikkhu Uttamo:
Namo Buddhaya,

  1. Mengantuk adalah merupakan salah satu akibat dari kebosanan dengan kegiatan yang dilakukan, atau akibat ketenangan yang diperoleh dengan memegang obyek, atau mungkin juga karena kelelahan serta masih banyak sebab yang lain. Untuk mengatasinya, maka faktor-faktor penyebab mengantuk hendaknya diatasi dahulu. Bila faktor penyebab mengantuk adalah hasil konsentrasi, maka tingkatkan semangat untuk terus memegang obyek, sehingga dalam beberapa saat kemudian mengantukpun akan lenyap, pikiran menjadi terang, obyek akan tampak jelas. Mengantuk juga bisa diatasi dengan meditasi berjalan, yaitu sambil berjalan memperhatikan langkah kaki sambil menyebutkan dalam hati: kanan-kiri sesuai dengan kaki yang digerakkan. Jadi, singkatnya, mengantuk dengan banyak penyebabnya ini baru bisa diatasi bila dikonsultasikan secara langsung dengan mereka yang telah memiliki banyak pengalaman dalam meditasi di vihara terdekat tempat tinggal Anda.
  2. Pencapaian meditasi adalah relatif, tidak dapat ditentukan waktu dan hasilnya. Hal ini tergantung pada ketekunan latihan, ketajaman pengamatan guru yang membimbingnya, serta kamma pendukungnya, di samping masih banyak hal lainnya.
  3. Sang Buddha pernah membabarkan, bahwa selama masih ada yang melaksanakan Jalan Mulia Berunsur Delapan, maka pastilah masih banyak orang yang mencapai kesucian. Jadi, perilaku inilah yang menjadi ukurannya, bukan pakaiannya, bukan pula tempat tinggalnya, cara makannya, cara ceramahnya, dan lain sebagainya. Dengan demikian, walaupun (hidup) di jaman ini, selama perilaku ini (melaksanakan Jalan Mulia Berunsur Delapan -red) dikerjakan, kesucian atau keBuddhaan akan bisa dicapai.

Semoga bermanfaat.

Semoga semua mahluk berbahagia.

Comments are closed.