Cara dan Paritta untuk Menghindari Bahaya
Namo Buddhaya,
Kita tahu belakangan ini keadaan di Indonesia banyak yang meramalkan akan terjadi bencana. Yang saya tanyakan apakah ada suatu upacara doa untuk memohon kedamaian umat manusia? Saya kira kalau kita membacakan paritta secara bersama-sama dengan para bhikkhu dalam suatu upacara sedikit banyak dapat membantu agar semua makhluk terbebas dari segala penderitaan. Jika ada apa nama upacara itu, bagaimana caranya, dan paritta apa yang harus dibacakan? Mohon penjelasan.
Semoga semua mahkluk hidup berbahagia.
Virapo, Tangerang
Jawaban dari Y.M. Bhikkhu Uttamo:
Namo Buddhaya,
Memang akhir-akhir ini banyak orang meramalkan dan juga memperhitungkan bahwa keadaan di Indonesia agak kurang aman. Ketidakamanan ini dapat disebabkan oleh sesama manusia dalam bentuk kerusuhan, maupun bencana alam. Banyak pula umat Buddha yang bertanya cara untuk menghindari bahaya tersebut. Sebagai umat Buddha, kita dapat melakukan, paling tidak, tiga hal untuk menghindarinya.
Pertama, meningkatkan kerelaan yaitu aktif melakukan kebajikan yang berhubungan dengan mahluk atau orang lain. Misalnya, memberikan bantuan makanan dan obat-obatan kepada panti asuhan. Hal ini sebenarnya mengikuti kaidah Hukum Kamma bahwa sesuai dengan benih yang ditanam; demikian pula buah yang dipetiknya. Menanam kekuatan dan kesehatan (makanan dan obat-obatan) akan membuahkan kekuatan dan kesehatan pula. Dalam hal ini, dapat terbebas dari kesulitan maupun bencana.
Kedua, melaksanakan kemoralan yaitu kebajikan yang diwujudkan dengan pengendalian diri sendiri agar tidak menyulitkan mahluk lain, misalnya dengan tidak membunuh, mencuri, melanggar kesusilaan, berbohong dan mabuk-mabukan. Berbeda dengan kerelaan yang bersifat aktif keluar, maka kemoralan adalah sikap aktif ke dalam, walaupun untuk mencapai hasil yang sama yaitu kebahagiaan lingkungan atau sesama manusia. Karena kita berusaha keras untuk tidak menyulitkan pihak lain, buah kebajikan yang didapatkan adalah tidak memperoleh kesulitan pula dari pihak-pihak lain, baik manusia (kerusuhan) maupun alam (bencana).
Ketiga, mengembangkan kemurnian pikiran dalam meditasi rutin setiap hari, pagi dan sore. Pemurnian pikiran ini artinya mencegah pikiran kita dikotori oleh ketamakan, kebencian dan kegelapan batin. Kebajikan ini akan membuahkan kebahagiaan dalam bentuk terbebas dari pengaruh-pengaruh buruk yang didasari oleh ketamakan, kebencian dan kegelapan batin.
Apabila ketiga hal ini dapat dikerjakan secara rutin dari waktu ke waktu, maka buah kebajikan inilah yang akan melindungi si pelaksana Dhamma tersebut dari berbagai kesulitan dan bencana.
Membacakan paritta bersama demi kebebasan semua mahluk dari penderitaan dan kedamaian umat manusia adalah merupakan salah satu pelaksanaan kerelaan. Upacara pembacaan paritta semacam ini biasa disebut sebagai Upacara Manggala (Upacara untuk mendapatkan / menuju ke kebahagiaan). Gagasan melaksanakan hal ini cukup baik, namun hendaknya rutin dikerjakan agar dapat memperoleh hasil sesuai dengan yang diharapkan. Selain itu, sebaiknya juga bukan hanya membaca paritta saja karena sesungguhnya ada tiga hal di atas yang dapat dikerjakan dengan semaksimal mungkin.
Paritta yang sesuai dibaca dalam kesempatan seperti ini adalah, paling tidak: Vandana, Tisarana, Pancasila, Buddhanussati, Dhammanussati, Sanghanussati, Saccakiriyagatha, Ratana Sutta, Karaniyametta Sutta, Khandha Paritta, Vattaka Paritta, Abhaya Paritta, Dukkhapattadigatha, Brahmavihara Pharana, Abhinhapaccavekkhana, (melakukan) meditasi cinta kasih (metta bhavana), dan diakhiri dengan Ettavatta.