Paritta Etavatta untuk Makhluk Alam Apa Saja?
29 September 2005
No Comment
Namo Budhaya,
Saya ingin mengajukan beberapa pertanyaan.
- Ditujukan pada makhluk dalam alam apa saja Paritta Ettavata itu?
- Sebenarnya apakah makhluk Mara itu ? Saya pernah membaca bahwa Mara adalah makhluk peta yang memiliki kesaktian. Bukankah alam peta adalah alam yang menderita?
Gani Darmadi, Jakarta
Jawaban dari Selamat Rodjali:
Namo Buddhaya,
- Isi Ettavata dan pembagian alam yang terlibat:
- Ungkapan harapan agar mendapat keuntungan beraneka macam ditujukan kepada semua mahluk surga (sabbe deva), semua mahluk halus (sabbe bhuta), dan semua mahluk (sabbe satta). Artinya kepada semua alam yang mahluknya pancavokara (memiliki pancakkhandha) dan dapat bermudita citta (simpati) ketika mengetahui perbuatan baik yang kita lakukan. Banyak alam yang mahluknya tidak dapat mengalami hal itu. Mahluk asannasatta tidak akan tahu apa yang kita lakukan karena tidak memiliki batin; mahluk neraka tidak akan sempat bergembira karena tiap saat sibuk mengalami penderitaan tak terhingga.
- Himbauan untuk menolong / menjaga mahluk lain (yang punya jasa kebajikan) / tempat tertentu / ajaran ditujukan kepada para mahluk surga, terutama alam surga catummaharajika. Karena itu di dalam paritta disebutkan akasattha (hidup di angkasa), bhumattha (di bumi). Catummaharajika deva ada tiga, yaitu bhumamattha deva (dewa di bumi: gunung, cetiya, vihara, rumah, dan sebagainya), rukakhattha deva (dewa tinggal di atas pohon dengan dan tanpa khayangan di atas pohon), dan akasattha deva (dewa tinggal di angkasa).
- Harapan bagi sanak keluarga yang telah meninggal ditujukan kepada semua mahluk di alam mana pun (lihat alinea pertama di atas) yang dapat mengetahui perbuatan berjasa keluarganya tersebut. Harapan tindakan lurus dan benar ditujukan kepada penguasa (raja).
- Di dalam naskah Pali, istilah Mara ada dua pengertian, yaitu: Mara sebagai mahluk dan Mara sebagai personifikasi dari kejahatan. Di dalam naskah Pali yang muncul belakangan, seringkali disebut lima jenis Mara (panca-mara), yaitu: Mara sebagai dewa (devaputta mara), Mara sebagai kekotoran batin (kilesa mara), Mara sebagai perpaduan (khandha mara), Mara sebagai perbuatan (kamma mara), dan Mara sebagai kematian (maccu mara).
Mara sebagai mahluk adalah dewa tertinggi di alam surga yang diliputi nafsu indera (paranimmittavasavatti deva). Ia dikenal sebagai dewa yang mampu memanipulasi kreasi dewa lainnya.
Jadi, Mara bukanlah peta (setan). Walaupun ada mahluk peta yang memiliki kelebihan / kesaktian, yaitu Mahidadhika peta yang antara lain bisa meniru suara mendiang orangtua kita yang telah meninggal dunia.