Articles in the Tanya Dhamma Category
Tanya Dhamma »
Namo Buddhaya,
Selama ini saya belajar tentang meditasi di mana saya dulu pernah membaca buku “Teknik Mengatasi Kemarahan” yang sungguh berkesan bagi saya, namun saya kurang serius dalam melatih diri. Baru dalam beberapa hari ini saya mencoba lagi dengan cara membaca kalimat “semoga semua mahluk bebas dari rasa sakit dan bahaya, semoga mereka bebas dari penderitaan batin, semoga mereka bebas dari penderitaan jasmani, semoga mereka dapat menjalani hidup ini dengan bahagia” ( tertulis dalam buku tersebut ). Saya mencoba menyebut diri saya, saudara kandung, orangtua, paman, nenek yang telah meninggal, bahkan …
Tanya Dhamma »
Dalam Agama Buddha tidak dikenal adanya takdir (pasti terjadi), tetapi Sakyamuni Buddha telah ‘meramalkan’ Buddha selanjutnya adalah Maitteya Buddha. Apakah hal ini bukan sesuatu yang termasuk sudah takdir ataukah bisa berubah?
Mettacittena,
Agnes, Jakarta
Tanya Dhamma »
Namo Buddhaya,
Saya telah membaca salah satu Dhammadesana oleh Bhante Utammo di mana dikatakan bahwa perbuatan baik yang terus menerus dilakukan bisa mengurangi kamma buruk kita. Pertanyaan saya:
Seberapa banyak perbuatan baik yang harus kita lakukan, mengingat kita sendiri tidak tahu secara pasti ‘dosa-dosa’ yang telah kita perbuat pada kehidupan yang lampau maupun sekarang?
Ada seorang pendeta agama tertentu yang menanyakan kepada saya, kalau kita tiap hari melakukan satu kali perbuatan ‘dosa’, dihitung tiap bulan hingga tiap tahun sampai kita meninggal semisal di usia 60 tahun, bisakah kita masuk ke surga dengan modal …
Tanya Dhamma »
Apakah orang yang sudah mempelajari metta (cinta kasih) boleh mempergunakannya untuk lari dari kemarahan orang lain yang disebabkan oleh kesalahan / kelalaiannya sendiri?
Terima kasih sebelumnya atas jawaban yang diberikan.
Jennifer Widya, Serpong, Tangerang
Tanya Dhamma »
Namo Buddhaya,
Apakah boleh meletakkan patung Sang Buddha di dalam kamar? Apakah boleh saya sembahyang di kamar dan bakar dupa di hadapan patung Sang Buddha?
Saya ingin sekali boleh ‘berdoa’ di kamar karena dengan adanya patung Sang Buddha, saya merasa aman. Kalau tidak biasanya saya takut.
Haryanti, Duri (Riau)