Tanya Dhamma »

[8 Sep 2007 | No Comment | ]

Namo Buddhaya,
1. Saya ingin menanyakan tentang Avalokitesvara (Kwan Im Pou Sat). Di bagian manakah dalam Tipitaka (Pali) / Tripitaka (Sansekerta) dijelaskan secara detail dan kapankah Sang Buddha membabarkan tentang Avalokitesvara?
2. Apakah sama pengertian Nibbãna dengan Hukum Niyama? Di mana, maksud saya, siapa yang telah mencapai Nibbãna dan memasuki Parinibbãna maka keadaannya sama dengan Hukum Niyama.
3. Bagaimana mengetahui bahwa meditasi yang telah dilakukan rutin setiap hari telah membawa suatu hasil? Apakah ciri-cirinya?
Mettacitena,
Akwang, Jakarta

Tanya Dhamma »

[8 Sep 2007 | No Comment | ]

Namo Buddhaya,
Seandainya saya sebagai penganut Agama Buddha ingin menikah dengan seseorang yang beragama lain tetapi saya tidak ingin beralih agama, diapun tidak. Kami berdua pun sama sekali tidak mempersoalkannya. Bisakah pernikahan kami itu direstui atau dapat pengesahan dari vihara?
Sebelumnya terima kasih atas jawabannya.
Imelda, Makassar

Tanya Dhamma »

[8 Sep 2007 | No Comment | ]

Namo Buddhaya,
Saya ingin menanyakan:

Mengapa terdapat banyak agama di dunia? Walaupun setiap agama, menurut saya, pada dasarnya mempercayai adanya Tuhan.
Apakah di dalam Agama Buddha dikenal kata “TUHAN” sebagai tingkat tertinggi? Atau Buddha?

Terima kasih atas jawabannya.
Wijaya Sathriawan, Berlin, Jerman

Tanya Dhamma »

[22 Apr 2007 | No Comment | ]

Namo Buddhaya,
Bagaimana kita bisa membedakan antara seorang Buddha atau Arahat dengan orang yang belum mencapainya? Soalnya saya bingung kalau ada yang mengaku sebagai seorang Buddha atau Arahat. Terima kasih.
Mettacitena,
Andri Djunaedi, Beijing, China

Tanya Dhamma »

[22 Apr 2007 | No Comment | ]

Namo Buddhaya,
Saya ingin menanyakan:

Apa yang terjadi pada orang yang bukan beragama Buddha (non buddhis) setelah meninggal? Apakah dia mengalami ‘reinkarnasi’? Padahal dalam agamanya tidak dikenal adanya ‘reinkarnasi’.
Apa pandangan Agama Buddha terhadap Yesus (juga termasuk orang-orang yang dianggap suci dalam agama-agama lain yang tidak saya sebut)? Apakah mereka termasuk makhluk suci, Buddha, atau hanya orang biasa? Apakah ajaran mereka juga berlaku dalam Agama Buddha?

Terima kasih atas jawabannya.
Wijaya Sathriawan, Berlin, Jerman